Rabu, 30 Maret 2016

Resistor

A. Teori Resistor

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan‑bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator. Bagaimana prinsip konduksi, dijelaskan pada artikel tentang semikonduktor.

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm: v = R x i

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W (Omega). Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).


Penandaan resistor

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abuabu.

Resistor awal abad ke20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.


Identifikasi empat pita

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadangkadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau biru kuning merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah pita pertama berwarna hijau yang mempunyai harga 5, dan pita kedua berwarna biru yang mempunyai harga 6, sehingga keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga brwarna kuning yang mempunyai harga 104 yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat berwarna merah yang merupakan kode untuk toleransi ± 2% memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.


Identifikasi lima pita

Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadangkadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.


Resistor pasang permukaan

Resistor pasang permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh:

"334" = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm
"222" = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm
"473" = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm
"105" = 10 × 100,000 ohm = 1 Mohm

Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:

"100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm
"220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm

Kadang kadang Harga harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan.

Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal. Contoh:

"4R7" = 4.7 ohm
"0R22" = 0.22 ohm
"0R01" = 0.01 ohm

Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:


"1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm
"4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
"1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm

"000" dan "0000" kadang kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm

Resistor pasang permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.


B. MENGUKUR RESISTOR

Mengukur resistor dapat dilakukan menggunakan fungsi Ohm meter pada multimeter. Dengan multimeter kita dapat mengetahui nilai resistor secara langsung tanpa harus menghitung atau mengkonversikan kode warna resistor. Apabila kita menggunakan multimeter digital maka hasil atau nilai resistansi resistor tersebut akan ditampilkan secara langsung dalam bentuk digit angka sesuai nilai resistor tersebut.

Mengukur Resistor Menggunakan Multimeter

Salah satu fungsi multimeter adalah kegunaannya sebagai Ohmmeter untuk mengukur tahanan/resistan (resistance). Di dalam tehnik elektronika, tahanan/resistan (resistance) mengandung dua pengertian, Pertama, tahanan (resistance) sebagai sebuah nama untuk salah

satu komponen elektronika yaitu resistan atau resistor, dan Kedua, perlawanan yang diberikan oleh bahan penghantar (konduktor) dan/atau bahan setengah penghantar (semikonduktor) yang terdapat dalam komponen elektronik terhadap arus listrik searah yang mengalir. Keduaduanya memiliki satuan yang dinyatakan dalam Ohm.
Pada komponen elektronika yang terbuat dari bahan penghantar (konduktor) seperti; resisto

kapasitor, transformator, dan gulungan (coil) dan bahan setengah penghantar (semikonduktor), seperti; transistor, dioda, terdapat tahanan/resistan (resistance). Melalui pengukuran nilai tahanan/resistan (resistance) yang terdapat pada komponen yang berada di luar rangkaian, kita dapat mengetahui apakah sebuah komponen masih dapat berfungsi dengan baik dan masih dapat digunakan atau sudah rusak.

Pada Multimeter Digital, hasil pengukuran dapat dibaca langsung pada layar display, pada 

Multimeter Analog, hasil pengukuran tahanan/resistan (resistance) dibaca pada papan skala 

Ohm (ΩkΩ). 

Untuk mengukur nilai tahanan /resistan (resistance), saklar jangkauan ukur berada pada posisi 
Ω (Ohm). Batas ukur (range) x1, x10, dan x1kΩ. Batas ukur (range) untuk Ohmmeter 
Dari Multimeter bervariasi, tergantung tipe dan merk Multimeter. Sebagai contoh, Multimeter merk Sanwa tipe SP10D memiliki batas ukur (range) x1, x10, dan xk􀀀. Multimeter merk Protek A803 memiliki batas ukur (range) x1, x10, x100, x1kΩ, dan x10kΩ.

C. Cara Mengukur Resistor 

Untuk mengukur resistor maka kita perlu mengatur posisi saklar selektor multimeter pada 
pilihan Ohm meter. Kemudian menghubungkan probe multimeter masingmasing pada kedua 
kaki resistor tersebut. Untuklebih jelasnya dapat dilihat skema pengukuran resistor sebagai berikut : 
Apabila penunjukan jarum terlalu kekanan sehingga tidak menunjuk pada suatu nilai maka perlu kita turunkan batas ukur (apabila sebelumnya 100x maka diturunkan menjadi 10x) dan apabila penunjukan jarumnya hanya bergerak sedikit dan terlalu ke kiri sehingga tidak menunjuk suatu nilai maka perlu kita naikan batas ukur (apabila sebelumnya 10x maka dinaikan 100x) sehingga jarum meunjuk ke suatu nilai yang jelas. 

Mengukur Resistor Variabel (Potensiometer) 
Potensiometer merupakan jenis resistor variabel yang dapat diatur menggunakan tuas yang 
telah tersedia dalam kemasan potensiometer tersebut. Untuk mengukur potensiometer pada 
prinsipnya sama dengan mengukur resistor tetap. Untuk mengukur resistansi potensiometer 
dapat dilakukan seperti pada gambar skema pengukuran potensiometer berikut. 

Cara mengukur potensiometer menggunakan multimeter dapat dilakukan sebagai berikut, 

sebagai contoh mengukur potensiometer 10KΩ : 
· Menentukan posisi batas ukur multimeter pada posisi x1KΩ 
· Menghubungkan salah satu probe multimeter ke pin tengah potensiometer 
· Menghubungkan salah satu probe yang lain pada pin yang lain 
· Memutar tuas potensiometer dan mengamati jarum penunjuk multimeter 

Apabila jarum penunjuk tersebut bergerak dan menunjukan nilai dari 0 Ω sampai 10 KΩ maka potensiometer tersebut dalam kondisi baik, apabila dalam penunjuakanya jarum multimeter kadang menunjuk nilai tak berhingga dan nilai pada range 10 KΩ maka potensiometer tersebut dalam kondisi rusak atau aus. 

Tujuan Mengukur Resistansi Resistor 

1. Untuk mengetahui nilai resistansi resistor tanpa mengkonversikan kode warna resistor 
2. Untuk mengetahui kondisi resistor, resistor dalam kondisi rusak atau normal, resistor 

dalam kondisi norma apabila nilai resistansi resistor masih berada dalam range toleransi 
resistor sesuai tertera pada badan resistor yang diukur. 


Mengukur nilai resistor menggunakan Avo Meter. 

Dalam pengukuran elektronik pakai Avo Meter usahakan stik / kabel merah dan stik / kabel hitam jangan sampai terbalik jika terbalik maka hasil pengukuran pun tidak akurat terutama untuk pengukuran tegangan baik DC atau pun AC, apabila terbalik maka Avo Meter yang kita gunakan akan rusak serta pemilihan switch juga harus tepat dengan komponen atau tegangan yang akan kita ukur. 

Yang harus dan sangat di perhatikan saat mengukur tenggangan baik DC / AC harus benarbenar tepat dalam memposisikan / memilih skala switch misalkan saja saat mengukur tegangan DC 12 v maka posisi switch pada 50 VDC dan untuk AC switch maka posisi switch juga harus pada VAC. 

Apabila dalam mengukur nilai resitor kita menggunakan Avo Meter analog maka hasil pengukuran kita bisa lihat di pergerakan jarum sedangkan Avo Meter digital hasil pengukuran bisa di lihat di layar degan angka digital seperti kalkulator tapi untuk Avo Meter digital harganya agak mahal di banding Avo Meter analog karena dengan Avo Meter digital kita bisa dengan mudah dan cepat mengtahui nilai resistor yang akan kita ukur. 

Mengukur resistor dengan Avo Meter selain kita mengetahui berapa nilainnya kita juga akan mengetahui keadaan / kondisi resistor tersebut apakah masih baik ataukah sudah rusak, cara mengukur resistor ini cukup. 

Nah dari gambar di atas dapat kita ketahui atau kita simpulkan hasil pengukuran resistor dengan melihat jarum penunjuk yang terletak pada angka 3,3 di skala ohm itu berati nilai resistor tersebut adalah 33 ohm X 1 = 33ohm 5% dan keadaan / kondisi resistor tersebut juga masih bagus. Contoh lagi misalnya warna resitor merah merahcoklat emas maka nilainya adalah 220 ohm 5% kalau di ukur pakai Avo Meter dengan switch X1 maka jarum penunjuk akan mengarah pada 200 lebih 2 strip pada skala ohm itu menunjukan hasil 220 X 1 = 220 ohm 5%. Bagaimana mudah bukan? Demikian Cara Mengukur Nilai Resistor Pakai Avo Meter dan semoga bermanfaat. 

C. CARA MENGECEK RESISTOR

Menguji Resistor/Tahanan Tetap Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya hambatannya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolakbalikkaki resistor ataupun sebaliknyamembolak - balik probemerah (+) dan probe hitam (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:

a. Memutar saklar multitester sampai pada posisi R x Ohm.

b. Kalibrasi dengan menghubungkan probe merah (+) danprobe hitam (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.

c. Setelah itu kita hubungkan probe merah (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula dengan probe hitam (-) pada kaki yang lain.

d. Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya, jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti Resistor rusak.

e. Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang - gelang warnanya dengan pengukuran menggunakan multimeter.

1 komentar: